Jumat, 16 Januari 2009

RENUNGAN TANPA AKHIR bagian II

Saudaraku para satria yang aku kagumi

Apa yang kalian rasakan selama ini,itu kurasakan juga. Dimana kita tidak dapat menumpahkan ketidak ADILan yang di lakukan oleh seorang pemimpin Cabang Palembang.
Memang di dalam tugas kita harus taat terhadap semua peraturan yang di buat oleh perusahaan karena semua peraturan tersebut setelah aku pelajari betul-betul sesuai dengan kemampuan kita.Dan kita bekarja lebih enak menjalankannya tanpa ada hal yang di tutup-tutupi,semua itu sudah di fikirkan oleh management perusahaan.

Namun apakah peraturan yang telah sesuai itu benar-benar sudah dijalankan oleh kantor cabang? Apakah kantor pusat tahu kesengsaraan yang dirasakan oleh karyawan cabang selama ini? renungan yang dapat menjawab hal ini

Dan disini aku contohkan salah satu peraturan yang menurut aku tidak adilnya seorang pemimpin cabang Palembang.Dimana ada kiriman yang sudah lama berjalan di Palembang sampai saat ini,setiap kiriman tersebut beratnya mencapai lebih kurang 400 kg/koli.
Menurut peraturan yang dibuat oleh kantor pusat bahwa kiriman tersebut harus menggunakan alat berat untuk menurunkannya atau menaikkannya ke/dari kendaraan. Dan bila memakai tenaga manusia maka uang untuk kuli sebesar 300 ribu rupiah. Dan peraturan itu sudah cukup adil menurut aku. Dan pada kenyataannya itu tidak berlaku di cabang Palembang,dimana sampai saat ini uang yang 300 ribu tersebut untuk kuli hanya menjadi 50 ribu per-orang( paling banyak kuli 3 orang). Kemanakah sisa uang tersebut larinya ? renungan yang dapat menjawab hal ini.
Dan ini cuma satu contoh yang aku ceritakan ketidak adilan dari seorang Pimpinan cabang Palembang,dan masih banyak contoh yang lain.

Para satria yang aku banggakan

Kita semua tahu serta yakin,bahwa Allah Swt tidak tidur,Allah swt Maha Mendengar,Allah Swt Maha Adil,Allah Swt Maha Kasih dan sayang terhadap Hambanya. Aku yakin dan percaya bahwa semua ke tidak adilan yang dilakukan oleh Seorang Pimpinan,akan ada balasannya....yakinlah.

Dan kita harus mendo'a kan semoga Pimpinan kita akan menyadari kekeliruannya selama ini....amin....Ya....Robbal 'alamin

Tidak ada komentar: